Disusun Oleh:
Riza Sativani Hayati
(PPs. Pendidikan
Sains Kelas D NIM. 12708251080)
Filsafat
adalah ilmu yang mengalir, itulah yang disampaikan Bapak Dr Marsigit dalam
perkuliahan ketiga. Filsafat mengalir dari pegunungan yang memiliki sungai
hingga ke lautan dalam, itulah penggambaran perkembangan filsafat mulai dari
ZamanYunani Kuno sampai Zaman Modern atau Power Now. Berikut penggambaran
lengkapnya, dari Zaman Yunani Kuno, terdapat dua gunung yaitu Peremidas dan
Hevahlite, gunung itu memiliki sungai yang bernama Socrates, dari sungai itu
mengalir ke sungai Skepticism dalam gunung Plato yang Idealis dan Aristoteles
yang realistis hingga berada pada Abad Gelap. Dari sungai-sungai tersebut,
aliran deras terus mengalir menuju sungai besar Rene D yang Rasionalism
Analitic dan sungai Empiris. Dari sungai-sunagi besar itu mengalir terus secara
deras dan bermuara di lautan dangkal Immanuel Kant yang Synthetic. Dari lautan
ini terdapat endapan berupa delta A
Posteriori dan A Priori. Dari lautan dangkal tersebut filsafat terus mengalir
ke lautan yang lebih dalam yakni lautan August Comte melewati aliran Neo Pos.
Dari lautan tersebut filsafat terus mengalir dan bermuara di lautan dalam dan
lepas yakni Contemporer Power Now yang di dalamnya terdapat arus-arus
Pragmatism, Utilizism, Capitalism, Humanism, dan Hedonism. Itulah aliran
filasafat mulai dari Zaman Yunani hingga Zaman Modern Power Now yang
digambarkan mengalir dari aliran sungai di pegunungan hingga lautan dalam dan
lepas.
Jika
dilihat dari perjalanan aliran filsafat di atas dan beberapa artikel yang telah
saya baca, terdapat beberapa tahapan perkembangan filsafat, berikut merupakan
ciri-ciri dari masing-masing tahapan:
1.
Filsafat Yunani
a.
Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan adalah seputar pertanyaan hakikat kehidupan
b.
Pertanyaan
tentang asal-usul alam (Heraklitos: api, Thales: air)
c.
Pertanyaan
asal-usul manusia (Aristoteles, Plato)
d.
Berkembang
konsep kebenaran (konsep relativitas: Protagoras, konsep objektivitas:
Socrates)
2.
Filsafat Abad
Pertengahan
a.
Fisafat abad
pertengahan bercampur dengan keyakinan agama
b.
Tuhan dijadikan
sebagai pijakan dalam setiap penjelajahan filsafat
c.
Impikasinya
terlihat pada kurang berkembangnya rasio
d.
Filsafat yang
dikembangkan adalah filsafat ketuhanan
e.
Tokoh-tokoh:
Thomas Acquinas dan Santo Agustinus
3.
Filsafat Modern
a.
Sebagai
konsekuensi berkembangnya pemikiran manusia, pemikiran manusia mulai merambah
ke seluruh aspek kehidupan manusia
b.
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dengan pesat
c.
Perkembangan
ilmu didukung pula oleh revolusi industri di Inggris
d.
Fisuf yang
terkenal pada zaman ini: Descrates, John Locke, Immanuel Kant
4.
Filsafat Posmodern
a.
Sebagai reaksi
dari berkembangnya pemikiran filsafat modern
b.
Pemikiran
posmodern mengkritisi logosentrisme filsafat modern yang berusaha menjadikan
rasio sebagai instrumen utama
c.
Filsafat
posmodern berkembang dalam dua jalur, yaitu filsafat holistik dan dekonstruksi
Dari
perjalanan aliran tersebut sebenarnya terdapat peran dari Fisafat Islam untuk
perkembangan aliran filsafat setelah Zaman Yunani Kuno sampai sebelum Zaman
Modern. Berikut ini akan saya jabarkan lebih detail mengenail Filsafat Islam
dan aliran Filsafat Islam yang muncul dari umat muslim dalam perkembangan
aliran filsafat.
Dari hasil membaca
suatu artikel di internet, filsafat Islam saya rasa mengambil tempat yang
istimewa dalam perkembangan filsafat.
Sebab
dilihat dari sejarah, para filosof dari tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris
tradisi Filsafat Barat (Yunani).
Dari artikl tersebut disebutkan terdapat pendapat
mengenai sumbangan peradaban Islam
terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang hingga saat ini. Pendapat tersebut menyatakan bahwa orang
Eropa belajar filsafat orang-orang
Yunani
dari buku-buku filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab oleh filosof
Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi.
Dengan demikian filsafat Islam sebagai mata rantai yang menghubungkan Yunani
dengan Eropa modern. Kecenderungan ini
disebut
europosentris yang berpendapat filsafat Islam telah berakhir sejak kematian Ibn Rusyd. Menurut Kartanegara
(2006) dalam Filsafat Ilmu dan Metode Riset Normal yang diambil dari
www.google.com, dalam Filsafat Islam ada empat aliran yakni:
1. Peripatetik (memutar atau berkeliling) merujuk
kebiasaan Aristoteles yang selalu berjalan-jalan mengelilingi muridnya ketika
mengajarkan filsafat. Ciri khas aliran ini secara metodologis atau epistimologis
adalah menggunakan logika formal yang berdasarkan penalaran akal (silogisme),
serta penekanan yang kuat pada daya-daya rasio. Tokoh-tokohnya yang terkenal
yakni: Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Ibn Rusyd, dan Nashir al Din Thusi.
2. Aliran Iluminasionis (Israqi). Didirikan
oleh pemikir Iran, Suhrawardi Al Maqtul. Aliran ini memberikan tempat yang
penting bagi metode intuitif (irfani). Menurutnya dunia ini terdiri dari
cahaya dan kegelapan. Baginya Tuhan adalah cahaya sebagai satu-satunya realitas
sejati (nur al anwar), cahaya di atas cahaya.
3. Aliran Irfani (Tasawuf). Tasawuf
bertumpu pada pengalaman mistis yang bersifat supra-rasional. Jika pengenalan
rasional bertumpu pada akal maka pengenalan sufistik bertumpu pada hati. Tokoh
yang terkenal adalah Jalaluddin Rumi dan Ibn Arabi.
4. Aliran Hikmah Muta’aliyyah (Teosofi Transeden). Diwakili
oleh seorang filosof syi’ah yakni Muhammad Ibn Ibrahim Yahya Qawami yang
dikenal dengan nama Shadr al Din al Syirazi atau yang dikenal dengan Mulla
Shadra yaitu seorang filosof yang berhasil mensintesiskan ketiga aliran di
atas.
Dalam Islam ilmu merupakan hal yang sangat
dianjurkan. Dalam Al Quran kata al-ilm dan kata-kata jadiannya digunakan
lebih 780 kali. Hadis juga menyatakan mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim. Dalam suatu pandangan seorang muslim, ilmu yang diwajibkan kepada
setiap muslim adalah ilmu yang mengangkat posisi manusia pada hari akhirat, dan
mengantarkannya pada pengetahuan tentang dirinya, penciptanya, para nabinya,
utusan Allah, pemimpin Islam, sifat Allah, hari akhirat, dan hal-hal yang
mendekatkan diri kepada Allah. Dalam pandangan keilmuan Islam, fenomena alam
tidaklah berdiri tanpa relasi dan relevansinya dengan kuasa ilahi. Mempelajari alam
berarti akan mempelajari dan mengenal dari dekat Allah sebagai penciptanya. Dengan
demikian penelitian alam semesta akan mendorong kita untuk mengenal Allah dan
menambah keyakinan terhadapnya. Fenomena alam bukanlah realitas-realitas
independen melainkan tanda-tanda Allah. Fenomena alam adalah ayat-ayat yang
bersifat qauniyyah, sedangkan kitab suci ayat-ayat yang besifat qauliyah. Oleh
karena itu ilmu-ilmu agama dan umum menempati posisi yang mulia sebagai obyek
ilmu.
Pertanyaan:
1.
Apa
perbedaan nyata dari filsafat barat dengan filsafat timur? Apakah filsafat
Islam itu masuk ke dalam Filsafat Timur atau berdiri sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentar !!!