Oleh : Riza Sativani Hayati (12708251080) Pendidikan Sains Kelas D
Diinspirasi dari Perkuliahan Filsafat Ilmu Dr
Marsigit 11 September 2012
Pertama
kali belajar filsafat adalah saat duduk di bangku S1 semester 3 dalam mata
kuliah Filsafat Ilmu. Saat itu, kata “Filsafat” masih sangat asing bagi kita,
apalagi terdengar banyak rumor efek negatif kita belajar filsafat, terutama
efek atheis setelah belajar filsafat. Ketidaktahuan akan manfaat belajar
filsafat ilmu dan cerita-cerita negatif terkait efek belajar filsafat membuat
banyak mahasiswa malas belajar filasafat dan berfikiran negatif tentang
filsafat. Hasil belajar filsafat ilmu dalam satu semester di bangku perkuliahan
S-1 itu pun kandas hampir tak berbekas. Setelah mengikuti perkuliahan Dr.
Marsigit di Kelas D Pendidikan Sains 2012 Hari Selasa tanggal 11 September 2012
kemarin nampaknya memberikan secercah harapan, harapan untuk memperbaiki diri
dengan belajar filsafat. Dalam perkuliahan tersebut, banyak inspirasi yang
didapatkan, setidaknya memotivasi saya untuk belajar filsafat lebih lanjut,
terutama filsafat ilmu.
Dr
Marsigit menyampaikan bahwa filsafat dapat ditaruh dimana saja, sama dengan
dunia. Sebagai contoh: dunia mimpi, filsafat mimpi, artinya filasafat merupakan
ilmu penting yang patut dipelajari karena memang filsafat mendasari segala ilmu,
awal mula pemikiran untuk mendapatkan ilmu, dan semua ilmu, benda, atau hal di
dunia ini tak terlepas dengan yang namanya olah pikir yang disebut “filsafat”
itu. Filsafat dapat didefinisikan sebagai apapun.
Ungkapan
filsafat dapat didefinisikan sebagai apapun, melandasi seseorang yang akan
belajar filsafat harus memiliki adab dalam belajar filsafat. Adab dalam belajar
filsafat tersebut antara lain seseorang yang belajar filsafat memiliki
kesempatan membangun filasafatnya sendiri, baik mandiri, bersama, ataupun dalam
lingkup dunia. Berfilsafat merupakan olah pikir, sehingga berfilsafat
memerlukan refleksi pengalaman, maka pikiran orang yang berfilsafat adalah ½
pengalaman dan ½ filsafat. Pengalaman yang dirangkai dengan logika berfikir
akan menjadi filsafat.
Objek
filsafat adalah “yang ada” dan “yang mungkin ada”. Sehingga banyak orang yang tidak
mempelajari filsafat secara mendalam berfikiran bahwa filsafat adalah ilmu yang
menyebabkan “jalan miring”. Manusia memiliki keterbatasan, pengembaraan
berfikir juga bersifat terbatas, sehingga perlu kontrol. Terdapat
pengkatagorian dalam mempelajari filsafat, dari yang paling bawah ke atas,
yakni material, formal, normatif, dan spiritual. Setinggi-tinggi pengetahuan
kita, kita tidak akan mampu mengetahui isi hati. Filsafat hanyalah sekedar olah
pikir, dapat memikirkan hati (spiritual) akan tetapi terbatas. Oleh karena itu dalam
belajar filsafat perlu kontrol dimana kita tidak boleh melampaui normatif atau
mencapai pemikiran spiritual. Orang yang atheis setelah belajar filsafat
biasanya karena mentang-mentang belajar filsafat, semua hal dia pikirkan,
sampai-sampai ketuhanan juga dipikirkan. Dapat disimpulkan bahwa efek belajar
filsafat bermacam-macam, tergantung orangnya. Dari pemikiran ini saya memilih
untuk mengikuti belajar filsafat ala Dr Marsigit “1 langkah belajar filsafat,
10 langkah beribadah”. Belajar filsafat tidak untuk olah pikir sesuatu yang
tidak penting akan tetapi untuk membuka pikiran, memperluas wawasan kita yang
mendorong kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Pertanyaan :
1.
Dalam
perkuliahan, Bapak menyampaikan bahwa untuk belajar filsafat, kita perlu goyahkan
pikiran kita, kesampingkan rasa bahwa “pikiran kita yang paling benar” atau
“saya sudah berfikir dengan benar”. Akan tetapi bagi beberapa orang yang
memiliki egoisentris tinggi dan merasa sudah berwawasn luas, hal itu sangat
sulit dilakukan. Lalu bagaimana cara mengubah pikiran orang yang seperti itu?
2.
Apakah ilmu
teologi (yang mendalami beberapa agama dari banyak sudut pandang) termasuk
berfilsafat? Lantas bagaimana dengan orang yang mengkritisi satu agama dengan
agama lain? Apakah dalam ilmu filsafat ada batasan tertentu dimana kita boleh
berfilsafat atau hanya orang yang mempelajari filsafat yang harus membatasi
dirinya sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentar !!!