1. Pertanyaan:
Di era saat inirakyat Indonesia tidak terlepas dari arus
globalisasi, menurut
ibu, apa yang dimaksud globalisasi itu dari segi ontology dan aksiologi?
Jawaban :
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal atau sesuatu yang
berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Secara
ontology globalisasi dapat
kita mengerti sebagai meningkatnya hubungan internasional dan saling keterkaitan
di antara berbagai belahan dunia melalui terciptanya proses politik,ekonomi,
dan perubahan kebudayaandi dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Karena globalisasi
negara satu dan negara lainnya terjadi saling ketergantungan, membentuk pergaulan internasional dan membentuk satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Pengertian yang saya
berikan ini mungkin kurang tepat karena globalisasi bersifat multi-dimensional
dan tergantung cara pandang masing-masing.Secara aksiologi globalisasi dapat kita
lihat dari berbagai dampak positif yang ditimbulkannya.
Tanggapan:
Ya, saya sepakat dengan jawaban Ibu, yang perlu kita tekankan mengenai
pengertian globalisasi secara ontologi adalah hilangnya batas antar negara
dalam baik batas geografis, ekonomi dan budaya, sehingga antar satu negara
dengan negara lain dapat melakukan transfer budaya dan komunikasi secara
langsung tanpa ada batas apapun. Sedangkan secara aksiologi, nah, menurut saya
kesalahan kita adalah selalu memandang globalisasi dari segi positifnya saja,
jadi kita kurang memberikan alat filtrasi pada arus globalisasi tersebut.
2.
Pertanyaan:
Apa
saja dampak positif globalisasi?
Jawaban:
Berbagai manfaat
atau dampak positif dari globalisasi adalah:
a.
meningkatnya hubungan antar negara sehingga berpengaruh dalam
berbagai bidang
b.
mempermudah arus modal dan barang hasil produksi dari negara
lain dan meningkatkan perdagangan internasional sehingga mempermudah setiap
orang memenuhi kebutuhan hidup
c.
meningkatnya telekomunikasi berkat ditemukannya telepon
genggam dan internet sehingga mempercepat penyebaran informasi
d.
meningkatnya transportasi (mobilitas tinggi) berkat
ditemukannya pesawat jet pasca perang dunia II
e. memberi kenyamanan
dalam beraktifitas karena semua telah tersedia dan ini cocok untuk kaum
hedonisme
f.
mempercepat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
g. menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
h. memacu untuk meningkatkan kualitas diri
j.
berkembangnya proses
dan kesadaran berdemokrasi
Tanggapan:
Bagus Bu, saya sepakat dengan apa yang
Ibu sampaikan.
3.
Pertanyaan:
Apa
saja dampak negatif globalisasi?
Jawaban:
Berbagai manfaat
atau dampak positif dari globalisasi adalah:
a.
Pertumbuhan kapitalisme, yaitu sistem dan paham
ekonomi yang modalnya bersumber dari modal pribadi atau modal perusahaan
swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas. Perdagangan bebas menimbulkan hambatan kepada
negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih
cepat sehingga terjadi ketergantungan
kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan
aliran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat.
Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak
berkembang. Dalam jangka pendek pertumbuhan ekonomi menjadi tidak stabil. Dalam
jangka panjang akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat, timbul masalah
pengangguran yang semakin meningkat dan masalah sosial-ekonomi masyarakat
semakin bertambah buruk.
b. komunikasi global terjadi begitu cepat dan pergerakan
turisme menyebabkan masuknya berbagai kebudayaan yang kadang-kadang tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat kita sebelumnya
c.
meningkatnya masalah
bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
d. tumbuhnya perilaku konsumtif (konsumerisme), meningkatnya
materialism dan hedonism. Pornografi
juga merajalela
e. arus globalisasi
yang menyebabkan demokratisasi di banyak Negara berkembang banyak memunculkan
sikap dan tindakan anarkis karena penguasa atau elit politik dianggap sudah
tidak lagi memperhatikan nasib dan kepentingan rakyat. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk sehingga
menimbulkan disintegrasi bangsa.
Tanggapan:
Benar Bu, saya juga sepakat, ada banyak
hal yang perlu kita sadari dari dampak negatif globalisasi tersebut. Perlunya
filtrasi bagi arus globalisasi tersebut.
4.
Pertanyaan:
Bagaimana
seharusnya kita menyikapi globalisasi tersebut?
Jawaban:
Pada era Power Now
sekarang ini, kita tidak bisa menghindar dari globalisasi. Hal-hal yang baik dan bermanfaat kita pakai
saja dan pengaruh negatifnya sebisa mungkin kita reduksi. Kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk
menghadapinya agar kita tidak terlindas oleh jaman. Terutama kita harus
menyaring berbagai budaya yang tidak sesuai.
Untuk menyaring nilai-nilai negatif maka kita harus berpedoman pada
nilai-nilai Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila sesuai dengan situasi dan
kondisi bangsa Indonesia. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menempatkan
spiritual kita di atas segala-galanya dan menjadi komandan di setiap langkah
hidup kita. Kita harus menjadi manusia yang cerdas tetapi bernurani dan berjiwa
manusiawi.Jika kita mengambil nilai-nilai negatif globalisasi, maka yang akan
terjadi adalah kaburnya jati diri bangsa Indonesia dan masuknya
kebiasaan-kebiasaan yang buruk.
Tanggapan:
Sepakat Bu, begitu banyaknya dampak positif dan dampak
negatif yang ditimbulkan dari globalisasi, sehingga kita harus peka terhadap
ruang dan waktu, tahu pada saat apa dan dalam kondisi yang bagaimana kita harus
meletakkan filter arus globalisasi tersebut.
5.
Pertanyaan:
Negara
barat saat ini tidak lagi banyak menggunakan perang fisik untuk menguasai negara-negara berkembang, mereka lebih
kepada perang pemikiran.
Apakah
ibu setuju dengan hal tersebut? Alasan?
Jawaban:
Saya
tidak setuju sepenuhnya karena perang fisik yang ditunggangi oleh Negara-negara
barat masih terjadi.
Tanggapan:
Benar Bu, akan tetapi saat ini tanpa kita sadari perang
pemikiran dari negara barat masuk pada negara-negara berkembang. Perang fisik
hanya terjadi pada negara-negara yang tertentu saja, kebanyakan negara timur
tengah, seperti Palestine, dan sebagainya. Akan tetapi banyak negara di dunia
ini sebenarnya terjajah oleh perang pemikiran yang diluncurkan kaum barat.
6.
Pertanyaan:
Menurut
ibu, apakah yang dimaksud perang pemikiran tersebut?
Jawaban:
Sebenarnya
saya tidak paham masalah politik dan perang pemikiran menurut saya sudah
bernuansa politik. Perang pemikiran bisa dianggap sebagai usaha merusak pola
pikir dan akhlak melalui system kehidupan dan program-program hiburan yang
dikemas dengan menarik
Tanggapan:
Iya, benar Bu, seperti itulah perang pemikiran itu. Jika
di dalam Islam, kita lebih mengenalnya dengan Ghozwul Fikr, yaitu penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran
umat Islam untuk merubah yang ada di dalamnya sehingga tidak bisa mengeluarkan
darinya hal-hal yang benar. Perang dengan strategi seperti ini
terbukti ampuh untuk menghancurkan umat Islam bila dibandingkan dengan perang
secara militer. Kenapa? Kalau musuh-musuh
Islam ingin menghancurkan ummat Islam dengan berperang secara militer, mereka
akan kalah karena jumlah ummat Islam di dunia sangat banyak. Tapi, metode
ghazwul fikr yang mereka lakukan mampu memecahbelah umat Islam sehingga jumlah
ummat Islam yang benar-benar tahu dan mencintai Islam berkurang drastis.
7.
Pertanyaan:
Apakah
ibu setuju juga dengan globalisasi sebagai salah satu gerbang pembuka jalan
menuju peluncuran perang pemikiran?
Jawaban:
Setuju, Globalisasi sering disimbolkan dengan tiga
dewa yaitu dewa Mammon (materialisme), Mars (perang/kekerasan) dan Eros
(pornografi).
Sekarang ini materi seolah-olah telah menjadi ukuran
segala sesuatu. Dalam masyarakat mammonistik, agama resmi tinggal menjadi
formalistik dan seremonistik. Nilai agama telah diganti menjadi nilai Mammon
yaitu nilai uang. Maka berkembanglah hedonisme, yang mengagungkan kesenangan
dan kenikmatan belaka. Akibatnya, hubungan kemanusiaan tidak lain dari hubungan
materi.
Dewa Mars adalah simbol kedua globalisasi. Dewa Mars globalisasi bukan hanya
perangtetapi juga terorisme dan kekerasan yang terjadi di mana-mana. Bom yang meledak di mana-mana, perampokan,
pembunuhan, penculikan dan semua bentuk kekerasan yang seolah sah dan wajar
dalam kehidupan manusia masa kini.Kekerasan yang terjadi bukan hanya terhadap
sesama manusia tetapi juga terhadap lingkungan hidup sehingga terjadi banjir
bandang, longsor, kekeringan dan berbagai kerusakan lingkungan yang berakibat
fatal.
Dewi Eros dalam globalisasi melambangkan erotisme (pornografi)yang
merusak moral banyak manusia di dunia dengan penggambaran-penggambaran yang
tidak sehat dan tidak mendidik. Pemujaan terhadap seks di dunia maya membawa
nilai baru dalam hubungan rumah tangga, hubungan laki-laki dan perempuan dan
hubungan antar- manusia seolah tanpa penghormatan terhadap gender.
Tanggapan:
Super Bu, saya sepakat dengan Ibu. Globalisasi merupakan
salah satu jalan terbaik untuk meluncurkan senjata-senjata perang pemikiran
tersebut.
8.
Pertanyaan:
Apa
saja peran globalisasi dalam peluncuran perang pemikiran?
Jawaban:
Tentu
saja globalisasi menyebabkan perang pemikiran lebih cepat merajalela dan
dampaknya lebih luas karena semua hal sekarang dapat diakses dengan mudah.
Tanggapan:
Benar Bu, pemikiran yang mengelabuhi kita itu akan lebih
mudah tersebar merajalela menular melalui internet, TV, dan media lain yang
juga merupakan jalan masuknya arus globalisasi.
9.
Pertanyaan:
Menurut
ibu, apa saja sarana yang digunakan Negara barat untuk meluncurkan perang
permikiran tersebut?
Jawaban:
Sarana yang
digunakan:
a.
Teknologi, internet dan media audio visual yang menghadirkan
berbagai tontonan hedonism
b.
Melalui “kebudayaan internasional” atau “modernisme”,
dimotori oleh Eropa dan Amerika yaitu dengan cara mengekspor kebudayaan mereka
ke belahan dunia terutama melalui dominasi film-film Hollywood
c.
Kapitalisme internasional yang merobohkan ekonomi lokal dan menawarkan
berbagai kemudahan memperoleh barang dan mendorong masyarakat bersifat
konsumerisme dan materialisme
Tanggapan:
Benar Bu, menurut artikel yang saya baca,
Tujuanperang pemikiran tersebut antara lain menjauhkan umat Islam dari agamanya, berusaha
memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir, dan memadamkan
cahaya agama Allah. Sedangkan metode untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan pendangkalan/peragu-raguan, pencemaran/pelecehan, penyesatan, dan westernisasi. Westernisasi bisa berupa fun, food, and fashion. Metode ini dilakukan melalui media
massa yang berupa media cetak maupun elektronika.
10.
Pertanyaan:
Bagaimana
dampak penggunaan sarana tersebut dalam perang pemikiran?
Jawaban:
Dampaknya
bisa kita lihat, sangat efektif dan efisien.
Tanggapan:
Iya Bu, memang bisa kita lihat, Hasilnya antara lain umat Islam menyimpang dari Al Qur’an dan sunah, minder dan rendah diri, ikut-ikutan, dan terpecah-belah.
11.
Pertanyaan:
Apakah
sudah terlihat dampak perang pemikiran di Indonesia? Kalau iya apa saja?
Jawaban:
Dampak
perang pemikiran tampak jelas di seluruh dunia termasuk Indonesia. Seperti yang saya sebutkan di atas, kehidupan
masyarakat kita mulai bersifat materialism.
Gotong royong mulai hilang.
Terorisme dan kekerasan ada di mana-mana dan bisa kita lihat beritanya
di televisi setiap hari. Pornografi
merajalela di mana-mana, Nilai-nilai dan
kaidah agama serta norma kesusilaan di masyarakat mulai ditinggalkan.
Tanggapan:
Benar Bu, saya sepakat. Yang paling nampak di Indonesia
adalah merebaknya efek westernisasi berupa fun, food, and fashion tadi.
Masyarakat lebih suka mengikuti tren fashion yang tidak menutup aurat,
menikmati makanan junkfood ala orang barat yang kehalalan dan kesehatannya
kurang terjamin, dan fun seperti musik, film, dan entertainment yang lain yang
semakin menjauhkan masyarakat dari syariat islam.
12.
Pertanyaan:
Bagaimana
sikap kita seharusnya menyikapi hal tersebut?
Langkah konkret apa yang sebaikanya kita lakukan?
Jawaban:
a. Yang
paling utama kita harus membentengi diri dan generasi penerus melalui
peningkatan iman dan taqwa.Sikap sebagai seorang
muslim dalam menghadapi kehidupan adalah dengan tetap istiqamah dalam hidayah
Allah swt.
b. Pejabat
harus memberikan keteladanan sikap dan pemikiran.
c. Meningkatkan
persatuan dan kesatuan bangsa
d. Melestarikan
nilai-nilai luhur bangsa misalnya gotong royong
Tanggapan:
Benar Bu, saya sepakat. Perlunya filtrasi dalam diri
kita, masyarakat kita, dan negara kita sendiri. Meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita juga menjadi hal yang lebih penting, karena sebenarnya keimanan
dan ketakwaan itulah yang menjadi filter perang pemikiran yang datang melalui
globalisasi.