Rabu, 21 Juli 2010

KURINDU KAU SAHABAT...........



SAHABATKU ........
Tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat,,,
Dua tahun sudah aku berpisah dengan teman-teman SMA,,,,
SMA NEGERI 2 Yogyakarta,,,,
Rasa rindu ini, akhir-akhir ini muncul karena kepenatan yang ada saat ini,,,
Sahabat-sahabatku, aku rindu kalian,,,,

Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
oh cinta

Teman yang terhanyut arus waktu
mekar mendewasa
masih kusimpan suara tawa kita
kembalilah sahabat lawasku
semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan semangatmu itu
oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
tak terbangun dari khayal keajaiban ini
oh mimpi

Andai ada satu cara
tuk kembali menatap agung surya-Mu
Lembayung Bali

^ LYRIC LEMBAYUNG BALI^

Meresapi Hikmah Dibalik Ibadah


(Materi Kepemanduan Rohani Bio Games dan Studi Lapangan 2010)
Disusun oleh : Riza Sativani Hayati

Keseharian mahasiswa biasanya adalah  kuliah, praktikum, belajar, cari buku di perpustakaan, ataupun aktivitas organisasi mahasiswa. Berangkat dari rumah atau kos dan mulai beraktivitas pukul 07.00 sampai pulang lagi ke rumah atau kos pukul 18.00 bahkan malam hari baru pulang. Keseharian secara berulang-ulang yang seperti ini, jika tidak dilandasi dengan aktivitas sebagai ibadah kepada Allah swt akan memberikan kecapekan, kebosanan dan kelalaian akan waktu yang sudah dilalui selama sehari. Sehingga hari-hari yang telah dilalui tidak akan memberikan kesan dan makna bagi pelaku. Lain hal ketika seseorang melakukan aktivitas dengan niat  sebagai ibadah. Aktivitasnya sama, sama-sama kerja keras kuliah, sama-sama capek, tapi hasilnya berbeda, yang satu hanya duniawi (itupun sering luput), yang satunya plus ukhrowi mendapat hasil akhirat juga. Nah, bila kita bekerja dengan tujuan plus ibadah, maka berbahagialah, kita sama capeknya dengan teman kita yang sekedar kuliah, namun kita mendapat pahala yang tidak akan didapatkan bila hanya sekedar kuliah.
Sekarang, berapa umur kita?? Apakah dengan umur tersebut kita sudah menghasilkan sesuatu yang bermakna?? Berapa persen dari umur kita yang kita digunakan dengan baik?? Sedikitkah umur yang kita habiskan untuk keperluan duniawi??. Ingatlah firman Alloh, “Katakanlah: ‘Maukah Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (Al Kahfi: 103, 104). Siapakah yang lebih rugi dari orang semacam ini? yang telah beramal dengan susah payah sewaktu masih hidup di dunia tapi ternyata sia-sia dan tidak diterima oleh Alloh Ta’ala.
Alloh yang Maha Bijaksana tentulah tidak menciptakan sesuatu kecuali dengan hikmah yang agung. Alloh berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56). Mungkin kita sudah hafal tujuan tersebut karena sering kita dengar, tapi pernahkah terlintas di benak kita apakah ibadah kita itu diterima ataukah tidak? Maka, tidak ada seorang pun yang dapat menjamin hal ini, sehingga sudah seharusnya bagi tiap mukmin untuk beramal dengan senantiasa berharap dan cemas. Berharap agar ia mendapat ridho Alloh serta janji-janji yang sudah ditetapkan Alloh dalam Al Qur’an dan cemas kalau-kalau ibadahnya tidak diterima. Dan janganlah ia berdecak kagum atas amal yang ia lakukan dan merasa bahwa ibadahnya pasti diterima.
Tugas manusia di dunia adalah ibadah kepada Allah SWT. Meskipun merupakan tugas, tetapi pelaksanaan ibadah bukan untuk Allah, karena Allah tidak memerlukan apa-apa. Ibadah pada dasarnya adalah untuk kebutuhan dan keutamaan manusia itu sendiri. Ibadah ('abada : menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan/pemujaan merupakan fitrah (naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat.
Dalam Islam ibadah memiliki aspek yang sangat luas. Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir atau batin, semua merupakan ibadah. Lawan ibadah adalah ma'syiat. Iman bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman dengan ibadah, berkurang karena ma'syiat (Hadis)
Setiap ibadah juga memiliki hikmah/tujuan-tujuan mulia, berikut merupakan uraian hikmah dari beberapa ibadah yang sering kita lakukan sehari-hari :
A.    Hikmah Shalat Wajib
Seberapa pentingnya perintah shalat bagi kehidupan seorang manusia, terutama muslim? Berikut jawabannya:
1.      Sholat adalah Tiang Agama
Rumah tanpa tiang akan roboh. Begitu pun keislaman seseorang, tanpa sholat maka keislamannya akan rapuh, apalagi di zaman modern sepert sekarang ini. Tarikan dunia menyilaukan kita sehingga kita terlena dan melupakan Allah SWT. Belum lagi maraknya ajaran sesat. Tanpa sholat maka keislaman kita lambat laun akan roboh. Jika roboh, maka kita tidak mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhiirat. Seorang pujangga berkata, “Walaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang apa gunanyaa...?
2.      Shalat adalah amal yang akan pertama kali dihisab/diperhitungkan.
Jika di awal perhitungan nanti amal shalatnya baik dan lulus, maka amal lainnya akan mudah dan cepat dihisab. Namun jika amalan shalat masih menyisahkan masalah, maka amalan lain akan mendapat kesulitan saat akan dihisab. Jika kita ujian masuk universitas atau melamar pekerjaan, maka jika ujian tahap pertama saja sudah terindikasi tidak lulus, maka ujian tahap berikutnya akan sulit diharapkan lulus.
3.      Sholat dapat menuntun kita berperilaku moralis dan berakhlakul karimah.
Allah SWT berfirman: “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar” (QS. Al-Ankabut: 45). Jika seseorang yang mengerjakan shalat masih berbuat kemungkaran, berarti shalatnya masih harus diperbaiki, termasuk pemaknaan shalat itu sendiri yang kurang dipahami.
4.      Shalat itu pembuka sarana datangnya rezeki. Apalagi jika shalat itu kita tegakkan pula di tengah-tengah keluarga kita. Allah SWT berfirman: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thoha: 132). Boleh jadi rezeki kita dan keluarga kita saat ini “seret” dan sempit, karena kita “cuek” dengan sholat, dan kita “cuek” dan membiarkan keluarga kita tidak melaksanakan shalat. Jika rezeki ingin lancar dan luas, mulailah mendirikan shalat dan perintahkan keluarga kita mendirikan shalat.
5.      Shalat, ditambah sabar, adalah sarana untuk mendapatkan solusi saat kita menghadapi suatu problema.
Dewasa ini, banyak orang saat menghadapi problema malah datang ke paranormal, dukun atau orang pinter (pinter ngebodoh-bodohin orang lain). Padahal Allah SWT berfirman yang artinya; “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'“ (QS.A-Baqarah: 45)
6.      Shalat adalah sarana untuk membawa misi kekuasaan yang diridhoi Allah SWT.
Jika para pemimpin sekarang tidak membawa kemaslahatan, hal itu disebabkan rakyat yang memilihnya pun masih banyak yang tidak mendirikan shalat, sehingga melahirkan pemimpin koruptor, penerima suap dan melakukan praktek KKN. Namun jika para pemilihnya rajin shalat, maka mereka akan memilih pemimpin yang baik, yang juga mendirikan shalat sehingga menebar kebaikan, keadilan dan kesejahteraan di tengah rakyatnya. Allah SWT berfirman yang artinya; “orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS.Al-Hajj: 41)
Dari uaraian tersebut, banyak sekali hikmah dari shalat, oleh karena itu Allah SWT tidak main-main dalam memerintahkan sholat, sehingga perintah sholat langsung diturunkan kepada Nabi saw tanpa perantara malaikat jibril as. Jika Allah SWT begitu serius dengan urusan sholat hingga mengundang langsung Rasulullah saw melalui peristiwa isra mi’raj, mengapa kita sebagai hambanya begitu meremehkan dan “cuek” terhadap sholat?. Naudzu billahi min dzalik.
B.     Hikmah Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik setinggi kurang lebih 7 hasta sampai tergelincirnya (kira-kira antara jam 07 sampai jam 11). Shalat ini dilakukan rasulullah SAW minimal dua rakaat, dan maksimal dua belas raka’at dengan salam setiap dua rakaatnya.
Aisyah r.a berkata:” Rasulullah SAW biasa melaksaNakan Shalat Dhuha empat raka’at, dan kadang-kadang melebihi dari itu sekehendak Allah.” (HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majalah). Dalam riwaYat lain: “Bahwa Nabi SAW mengerjakan Shalat Dhuha sebanyak delapan raka’at dan tiap-tiap dua raKa’at bersalam.” (HR. Abu Daud) dari Anas r.a ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang Shalat Dhuha dua belas raka’at, niscaya Allah akan dirikan gedung baginya di surga.” (HR. Turmudzi)
Adapun di antara fadhilah (keutamaan) Shalat Dhuha adalah sebagai penganti shadaqah, diampuni dosa-dosa orang yang menjalankan dan diluaskan rizkinya. Rasulullah bersabda : “Siapa saja yang dapat mengerjakan Shalat Dhuha dengan langgeng akan diampuni diampuni dosanya oleh Allah, sekali dosa itu sebanyak busa lautan.” (HR. Turmudzi)
“Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah”. (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).
Dalam hadist Qusdi, Nuwas bin Sam’an ra menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Wahai Anak Adam, jangai sekali-kali engkau malas mengerjakan empat raka’at pada waktu permulaan siang (yakni Shalat Dhuha), nanti pasti kucukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR. Hakim dan Thabrani)
Dari Abu Dzar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda : “hendaklah masing-masing kamu tiap-tiap pagi bershadaqah untuk persendian badannya. maka itap kali bacaan tasbih bacaan tasbih (subhanallah) itu shadaqah, tiap tahmid (alhamdulillah) itu shadaqah, setiap tahlil (laa ilaaha Illallah) itu shadaqah, menyuruh kebaikan dan melarang kejahatan itu shadaqah, dan sebagai ganti itu semua, cukuplah mengerjakan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
Memang SHALAT DHUHA merupakan keistimewaan yang luar biasa, sebab manusia akan merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang tanggung untuk berangkat kerja atau sedang kerja (sekitar jam 7 hingga jam 11), dia menyempatkan diri dulu buat melakukan shalat sunnat tersebut. Padahal dirasa berat hanyalah apabila belum biasa dan belum tahu keistimewaannya. Lain halnya dengan orang yang sudah tahu keistimewaannya dan imannya pun cukup kuat, tentu walau bagaimanapun keadaannya, apakah dia mau berangkat, ataukah sedang dikantor, tentu ia mengutamakan shalat itu barang sebentar, ia merasa sayang akan keutamaan ridha Allah yang ada pada shalat tersebut.

C.     Hikmah Shalat Malam
Wahai para Malaikat-Ku, periksalah shalat hamba-Ku,sudahkah sempurna shalatnya atau masih kurang? Apabila didapatkan sudah cukup sempurna, akan dicatat sudah sempurna. Akan tetapi, apabila didapati kurang sempurna, periksa kembali, apakah hamba-Ku itu memiliki amalan shalat sunah (rawatib)? Apabila ia memiliki amalan sunah tambahan (shalat sunah rawatib), Aku akan cukupkan dan sempurnakan shalat fardhu hamba-Ku itu dengan shalat sunahnya." (HR Abu Daud)
Begitulah salah satu keutamaan shalat rawatib, yaitu shalat sunah yang mengiringi shalat fardhu. Masih banyak keutamaan shalat sunah ini. Karena shalat merupakan amalan pertama yang diperhitungkan, selayaknyalah kita memerhatikan ibadah ini.

D.    Hikmah Shalat Rawatib
Sholat merupakan amalan paling utama dalam Islam dan amalan pertama yang dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat. Rasululloh n bersabda:
“Sungguh amalan hamba yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah sholatnya. Apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses dan bila rusak maka ia telah rugi dan menyesal. Apabila kurang sedikit dari sholat wajibnya , maka Rabb Azza wa Jalla berfirman, ‘Lihatlah apakah hambaKu itu memiliki sholat tathawwu’ (sholat Sunnah). Lalu disempurnakan dengannya yang kurang dari sholat wajibnya tersebut, kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian (HR Al Tirmidzi) dengan demikian tampak urgensi sholat Sunnah dalam menutupi kekurang sepurnaan sholat wajib, apalagi harus diakui sangat sulit mendapatkan kesempurnaan tersebut, sehingga Rasululloh n bersabda:
Sungguh seseorang selesai sholat dan tidak ditulis kecuali hanya sepersepuluh sholat, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya seperttiganya, setengahnya. (HR Abu Daud dan Ahmad). Karena itu para ulama memberikan perhatian terhadap sholat-sholat Sunnah ini. Diantaranya adalah sholat Sunnah rawatib.

E.     Hikmah Dzikir
Dzikir merambah aspek yang luas dalam diri insan. Karena dengan dzikir, seseorang pada hakekatnya sedang berhubungan dengan Allah. Dzikir juga merupakan makanan pokok bagi hati setiap mu’min, yang jika dilupakan maka hati insan akan berubah menjadi kuburan. Dzikir juga diibaratkan seperti bangunan-bangunan suatu negri; yang tanpa dzikir, seolah sebuah negri hancur porak poranda bangunannya. Dzikir juga merupakan senjata bagi musafir untuk menumpas para perompak jalanan. Dzikirpun merupakan alat yang handal untuk memadamkan kobaran api yang membakar dan membumi hanguskan rumah insan. Demikianlah diungkapkan dalam “Tahdzib Madarijis Salikin”.
Rasulullah SAW juga pernah menggambarkan perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, sementara orang yang tidak berdzikir kepada Allah sebagai orang yang mati:
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati.” (HR. Bukhari). Bahkan dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga mengumpamakannya dengan rumah. Rumah orang yang berdzikir kepada Allah adalah rumah manusia hidup, dan rumah orang yang tidak berdzikir adalah seperti rumah orang mati, atau kuburan.
Seorang mu’min yang senantiasa mengajak orang lain untuk kembali kepada Allah, akan sangat memerlukan porsi dzikrullah yang melebihi daripada porsi seorang muslim biasa. Karena pada hakekatnya, ia ingin kembali menghidupkan hati mereka yang telah mati. Namun bagaimana mungkin ia dapat mengemban amanah tersebut, manakala hatinya sendiri redup remang-remang, atau bahkan juga turut mati dan porak poranda.
Dari sini dapat diambil satu kesimpulan bahwa tidak mungkin memisahkan dzikir dengan hati. Karena pemisahan seperti ini pada hakekatnya sama seperti pemisahan ruh dan jasad dalam diri insan. Seorang manusia sudah bukan manusia lagi manakala ruhnya sudah hengkang dari jasadnya. Dengan dzikir ini pulalah, Allah gambarkan dalam Al-Qur’an, bahwa hati dapat menjadi tenang dan tentram (13:28)
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan dzikir kepada Allah. Ingatlah bahwa hanya dengan dzikrullah hati menjadi tenang.” Ketenangan bukanlah sebuah kata yang tiada makna dan hampa. Namun ketenangan memiliki dimensi yang sangat luas, yaitu mencakup kebahagian di dunia dan di akhirat.



Mengenal Tuhanku dari Alam Sekitarku


(Materi Kepemanduan Rohani Bio Games dan Studi Lapangan 2010)
Disusun oleh : Errischa Megawati

Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik.Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al Hasyr, 59:24)
           
Beberapa dari kita mungkin masih bingung ketika ditanya tentang keberadaan Tuhan. Jujur saja, keyakinan kita cenderung keyakinan turunan,  maksudnya?? Begini…orang tua kita Islam, maka kitapun Islam. Maka apa yang kita lakukan semata hanya melihat orang tua. Akhirnya masih saja kita sering bimbang dan ragu….Baiklah, kita akan mencoba melihat bagaimana keberadaan Allah itu nyata dan bisa dijelaskan lewat alam  sekitar kita.
Melalui agama yang diungkapkan kepada kita, kita tahu bahwa Dia itu Allah, Maha Pengasih dan Maha Pemurah, Yang menciptakan langit dan bumi dari kehampaan.Meskipun kebanyakan orang mempunyai kemampuan untuk memahami kenyataan ini, mereka menjalani kehidupan tanpa menyadari hal itu. Bila mereka memandang lukisan pajangan, mereka takjub siapa pelukisnya. Lalu, mereka memuji-muji senimannya panjang-lebar perihal keindahan karya seninya. Walau ada kenyataan bahwa mereka menghadapi begitu banyak keaslian yang menggambarkan hal itu di sekeliling mereka, mereka masih tidak mengakui keberadaan Allah, satu-satunya pemilik keindahan-keindahan ini. Sesungguhnya, penelitian yang mendalam pun tidak dibutuhkan untuk memahami keberadaan Allah. Bahkan seandainya seseorang harus tinggal di suatu ruang sejak kelahirannya, pernak-pernik bukti di ruang itu saja sudah cukup bagi dia untuk menyadari keberadaan Allah.

Berikut ini adalah beberapa bukti keberadaan Allah
Pemanasan Global
Naiknya suhu di permukaan bumi ini, atau globalisasi thermal ini, maka Allah SWT memberikan informasi kepada ummat manusia sejak lebih 14 abad yang lalu. Berfirman Allah SWT dalam Al Quran sebagai berikut:
Yaitu Yang menjadikan bagimu api dalam (zat) hijau pohon dan dengan itu kamu dapat membakar. (QS. Yasin: 80)

Daur Air dan Kehidupan
Setiap saat, miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan. Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur ini, ia tidak akan pernah ber-hasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air, yang merupakan syarat kehidupan yang utama dan terpenting, melalui penguapan tanpa menge-luarkan biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan, menuju manusia.
Singkatnya, airyang daurnya tidak dapat kita atur, dan yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari beberapa hari dikirim kepada manusia dengan cara yang sangat istimewa.
Al Quran mengingatkan kepada kita bahwa hal ini merupakan salah satu bukti yang harus kita syukuri:
“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 68-70) !


Penciptaan Nyamuk.
Kendatipun semua makhluk hidup adalah ayat Allah, uniknya ada sejumlah binatang yang secara khusus disebut dalam Alqur'an. Satu diantaranya adalah nyamuk:Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
 "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik (QS. Al-Baqarah, 2:26).
Mungkin banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja, atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi pernyataan: "Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu" semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.

Penciptaan biji dan tumbuh-tumbuhan
Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam ayat lain Allah menyatakan:
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (QS. Al-An'aam, 6:95)

Orbit dan Alam Semesta yang Berotasi
Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:
"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan (secara eksak)." (Surat ar-Rahmaan, 5).
"Tiada semestinya matahari menyusul bulan, dan malam tak akan mendahului siang. Masing-masing berenang dalam garis edarnya." (Surat Yaasiin, 40).
Dialah Yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing berenang dalam garis edarnya. (Surat al-Anbiyaa', 33)
Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sis-temnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah dihi-tung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyim-pang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.

Pembentukan Hujan
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara. Lalu awan terbentuk. Akhirnya curahan hujan terlihat.Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas di Al-Qur'an berabad-abad yang lalu yang memberi informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan:
“Allah, Dialah yang mengirim angin (tahap pertama), lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menu-rut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal (tahap kedua); lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya (ta-hap ketiga), maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Ruum, 30: 48) !
TAHAP PERTAMA: “Dialah (Allah) yang mengirim angin …”
Sejumlah besar gelembung udara terbentuk karena buih di lautan secara terus-menerus pecah dan menyebabkan partikel air disemburkan ke langit. Partikel yang kaya-garam ini kemudian dibawa angin dan naik ke atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, berfungsi sebagai perangkap air. Inilah yang akan membentuk titik-titik awan dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, yang kemudian naik dari lautan sebagai tetesan kecil.
TAHAP KEDUA: “.......menggerakkan awan dan Allah membentang-kannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan terbentuk dari uap air yang meng-embun di sekitar kristal garam atau partikel debu di udara. Karena tetesan air di awan sangat kecil (dengan kisaran diameter 0,01 dan 0,02 mm), awan menggantung di udara dan menyebar di langit, sehingga langit tertutup oleh awan.
TAHAP KETIGA: “... lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya.”
Partikel air yang mengelilingi kristal ga-ram dan partikel debu akan bertambah tebal dan membentuk tetesan hujan, sehingga tetesan hujan akan menjadi lebih berat daripada udara, dan mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.

Langit Tujuh Lapis
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath-Thaalaq, 65: 12) !
Dalam Al Quran Allah menyebutkan tujuh surga atau langit. Ketika ditelaah, atmosfer bumi ternyata terbentuk dari tujuh lapisan. Di atmosfer terdapat suatu bidang yang memisahkan lapisan dengan lapisan. Berdasarkan Encyclopedia Americana (9/188), lapisan-lapisan yang berikut ini bertumpukan, bergantung pada suhu.
Lapisan pertama TROPOSFER: Lapisan ini mencapai ketebalan 8 km di kutub dan 17 km di khatulistiwa, dan mengandung sejumlah besar awan. Setiap kilometer suhu turun sebesar 6,5C, bergantung pada ke-tinggian. Pada salah satu bagian yang disebut tropopause, yang dilintasi arus udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada 57C.
Lapisan kedua STRATOSFER: Lapisan ini mencapai ketinggian 50 km. Di sini sinar ultraviolet diserap, sehingga panas dilepaskan dan suhu mencapai 0C. Selama penyerapan ini, dibentuklah lapisan ozon yang penting bagi kehidupan.
Lapisan ketiga MESOSFER: Lapisan ini mencapai ketinggian 85 km. Di sini suhu turun hingga 100C.
Lapisan keempat TERMOSFER: Peningkatan suhu berlangsung lebih lambat
Lapisan kelima IONOSFER: Gas pada lapisan ini berbentuk ion. Komunikasi di bumi menjadi mungkin karena gelombang radio dipantulkan kembali oleh ionosfer.
Lapisan keenam EKSOSFER: Karena berada di antara 500 dan 1000 km, karakteristik lapisan ini berubah sesuai aktivitas matahari.
Lapisan ketujuh MAGNETOSFER: Di sinilah letak medan magnet bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong. Partikel subatom yang bermuatan energi tertahan pada suatu daerah yang disebut sabuk radiasi Van Allen.

Air Laut Tidak Saling Bercampur
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar-Rahmaan, 55: 19-20) !
Pada ayat di atas ditekankan bahwa dua badan air bertemu, tetapi tid-ak saling bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga airnya akan saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan. Mi-salnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini karena di antara keduanya terdapat batas. Batas ini adalah gaya yang disebut “tegangan permukaan”.

Beberapa hal di atas hanya bagian kecil dari  tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika kita  mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati , dan kemudian bertanya pada diri kita sendiri pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana", maka kita  akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT. Lebih-lebih ketika kita berusaha memahami Al-qur’an dengan baik. Maka kita akan lebih banyak menemukan bukti-bukti ilmiah terkait keberadaan Allah.
Semua bukti ini mengarahkan kita ke suatu pernyataan  bahwa alam semesta berjalan dengan “kesadaran” (consciousness) tertentu. Lantas, apa sumber kesadaran ini? Tentu saja bukan makhluk-makhluk yang terdapat di dalamnya. Tidak ada satu pun yang menjaga keserasian tatanan ini. Keberadaan dan keagungan Allah mengungkap sendiri melalui bukti-bukti yang tak terhitung di alam semesta. Sebenarnya, tidak ada satu orang pun di bumi ini yang tidak akan menerima kenyataan bukti ini dalam hati sanubarinya. Sekalipun demikian, mereka masih mengingkarinya "secara lalim dan angkuh, kendati hati sanubari mereka meyakininya" sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an. (Surat an-Naml, 14)
Melalui biologi yang akan kita  pelajari  kita akan temukan keberadaan Allah begitu nyata…maka kita  jadikan misi mengenal Allah sebagai misi utama agar apa yang kita lakukan lebih bermakna….ga hanya sekedar nilai yang kita kejar, karena pada hakekatnya nilai adalah efek dari kesungguhan kita dalam mencari ilmu yang kita niatkan hanya karena Allah…ga percaya??? Coba saja!










Mau Belajar Zoologi??? Ke Zoologi LIPI saja.....


Indonesia terdiri lebih dari 17.500 pulau-pulau yang mana 6.000 diantaranya dihuni, terbentang sepanjang 5.100 Km dari Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik dengan total panjang pantai mencapai 81.000 Km (sekitar 14% dari seluruh garis pantai di dunia). Luas seluruh wilayah Indonesia adalah 7,7 juta Km2 yang terdiri dari 1,9 Juta Km2 daratan dan sisanya merupakan lautan. Sekitar 47 ekosistem alami telah teridentifikasi yang memberikan habitat bagi lebih dari 28.000 spesies tanaman, 350.000 spesies hewan dan banyak lagi spesies mikroorganisme. Kekayaan yang sangat besar tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara 'Megadiversity', kemungkinan merupakan terkaya di dunia.
Namun, sampai saat ini mungkin kita bertanya-tanya, mana yang membuktikan bahwa Indonesia itu negara “Biodiversity”, apalagi dikatakan Biodiversity kita, terutama untu fauna Indonesia dikatakan nomor dua setelah Brazil? Bukti itu ternyata ada kawan, salah satunya bisa kita buktikan dengan datang ke Bidang Zoologi dan Botani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bukan hal yang mustahil bagi kita untuk bebar-benar melihat secara langsung keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang ada di Indonesia.
Pada tanggal 15 Juli 2010, saya diberi kesempatan oleh Allah untuk ikut acara Studi Zoologi di Pusat Studi Zoologi LIPI di Cibinong. Pertama, dari pihak Zoologi LIPI menerangkan tentang sejarah, visi-misi, peranan dan fungsi dari Bidang Zoologi LIPI. Kemudian dilanjutkan diskusi antara bidang zoologi LIPI dengan mahasiswa Jurdik Biologi UNY. Dan terakhir yang paling menyenangkan dan bermakna adalah kunjungan ke beberapa laboratorium zoologi LIPI ini. Dari kunjungan ke beberapa laboratorium ini, kita bisa memahami bagaimana peran LIPI secara real dalam inventarisasi fauna yang ada di Indonesia, mulai dari insecta sampai mamalia. Sungguh menakjubkan, hampir semua spesimen dari fauna Indonesia ada di sini dan tertata sangat rapi.
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, merupakan lembaga yang mempelopori penelitian dalam keilmuan fauna. Lembaga ini dulu dikenal dengan nama Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) yang didirikan oleh J.C. Koningsberger pada bulan Agustus 1894. Sejak berdirinya sampai dengan tahun 1997, Bidang Zoologi menempati gedung bersejarah di dalam Kebun Raya Bogor, yang secara ilmiah merupakan kebun raya terkenal di dunia. Di dalamnya termasuk pameran umum, yang menyajikan keanekaragaman fauna Indonesia. Sejalan dengan perkembangan ilmu agar kegiatan penelitian dapat ditampung, maka Bidang Zoologi pindah dan menempati gedung baru di Pusat Ilmu Pengetahuan Cibinong (Cibinong Science Centre). Gedung yang diberi nama Widyasatwaloka ini dibangun dengan bantuan dana dari Pemerintah Jepang pada tahun 1997. Sedangkan fasilitas penyimpanan koleksi diadakan dengan bantuan dana GEF/Word Bank dalam rangka peningkatan kualitas dan pengelolaan koleksi ilmiah specimen bertaraf internasional. Demikian juga laboratorium genetika, biologi reproduksi dan nutrisi yang saat ini sudah berstandar dunia. Fasilitas baru ini meningkatkan perkembangan lebih lanjut dari Bidang Zoologi. Jumlah specimen yang dikoleksi untuk menunjang kegiatan penelitian biosistematika, ekologi dan fisiologi meningkat pesat. Bidang Zoologi bertekad untuk menjadi lembaga pelopor yang mampu memberikan informasi ilmiah tentang fauna Indonesia.   
Di Widyasatwaloka ini, ada berbagai laboratorium tempat inventarisasi beberapa fauna Indonesia, dimana di laboratorium ini spesimen fauna disimpan dan dilakukan controlling terhadap ruangan dan spesimen serta tempat penyimpanannya. Di laboratorium ini pula para peneliti LIPI bekerja keras melakukan identifikasi dan aktivitas ilmiah lainnya terhadap spesimen. Laboratorium LIPI antara lain adalah laboratorium burung, ikan, amphibi & reptil, crustaceae, mamalia, malakologi, invertebrata, serangga serta arthropoda. Selain laboratorium dengan penyimpanan spesimen fauna, di Bidang Zoologi ini mempunyai fasilitas dan layanan laboratorium Biosistematik.







Karena Zoologi LIPI memiliki peranan dalam inventarisasi fauna Indonesia, maka semua data fauna Indonesia ada di sini, termasuk taksonomi sampai genetika dari fauna tersebut. Inventarisasi ini sangat berguna bagi masyarakat, terutama yang bersentuhan dengan bidang biologi yang membutuhkan data tersebut. Atas dasar hal ini, LIPI membuka layanan umum penyedia data-data beberapa fauna Indonesia, yaitu Museum Zoologium Bogoriense (MZB) Database. MZB database ini bisa dibuka di website http://ibis.biologi.lipi.go.id/. Bagi masyarakat yang membutuhkan data dari beberpa fauna, untuk diproses lebih lanjut ataupun untuk identifikasi, sample yang akan diidentifikasi harus dibawa langsung ke Bidang Zoologi LIPI untuk dilakukan identifikasi secara mendalam.
Berikut merupakan beberapa jasa layanan Zoologi LIPI :
1.      Analisis DNA.
2.      Analisis Nutrisi.
3.      Analisis ekologi satwa liar.
4.      Identifikasi jenis-jenis fauna Indonesia.
5.      Survei keanekaragaman fauna.
6.      Taksidermi.
7.      Pelatihan (taksonomi, taksidermi, metode survei dan pemantauan fauna, metode koleksi fauna, pengelolaan koleksi spesimen ilmiah fauna berstandar internasional, biologi molekuler, dsb.)
8.      Bimbingan penelitian untuk karya ilmiah (SLTA, mahasiswa S1, S2 dan S3)
9.      Informasi bidang zoologi (keanekaragaman jenis fauna Indonesia, sebaran, ekologi dan fisiologi fauna Indonesia, dsb.).
Dan berikut adalah fasilitias yang terdapat di Bidang Zoologi :
1.      Laboratorium Biosistematika.
    • Ruang Koleksi Kering (Burung, Serangga, Mamalia and Moluska).
    • Ruang Koleksi Basah (Ikan, Reptil, Amfibi, Krustacea dan Avertebrata lain).
  1. Laboratorium Ekologi .
  2. Laboratorium Nutrisi.
  3. Laboratorium Genetika.
  4. Laboratorium Reproduksi.
  5. Laboratorium Penangkaran Satwa Liar.
  6. Ruang Mikroskop.
  7. Studio Fotografi.
Peralatan utama yang ada di laboratorium untuk mendukung aktivitas penelitian di bidang Zoologi antara lain :
1.      SEM (Scanning Electron Microscope)
  1. PCR (Polymerase Chain Reaction)
  2. DNA Sequencer
  3. Spectrophotometre
  4. UV Transsilluminator + MP4 of Polaroid Camera
  5. ELISA
  6. Laparoscopy
  7. Diagnostic Ultra Sound System
  8. AAS (Atomic Absorption Spectrophotometre)
  9. HPLC (High Pressure Liquid Chromatograph)
  10. Hydrolyzing Unit & Solvent Extraction System
  11. Automatic Kjeldahl Protein/Nitrogen Analyzer
  12. Dll.
Selain hal-hal tersebut, Bidang Zoologi LIPI ini memberikan layanan di bidang pendidikan, antara lain bimbingan bagi mahasiswa yang praktek kerja lapangan dan beberapa pelayanan kunjungan atau pengenalan laboratorium Zoologi LIPI seperti yang baru saja kami laksanakan dengan teman-teman Jurdik Biologi. Inilah sedikit gambaran peran dari LIPI yang baru saja saya ketahui setelah kunjungan. Mungkin bagi yang belum pernah melakukan kunjungan secara langsung tidak begitu paham dengan peran langsung LIPI pada masyarakat. So, yukz kita mulai belajar dari LIPI, cobalah menggali sesuatu dari sana, buatlah lembaga-lembaga penelitian di Indonesia ini lebih bermanfaat bagi transfer ilmu antara senior dan junior. Artinya, sudah seharusnya kita lembaga penelitian lebih menjalin komunikasi dengan masyarakat, sehingga masyarakat akan lebih membuka wawasan dan mengerti peran dari lembaga penelitian itu sendiri. Explore your competences............


Yogyakarta, 21 Juli 2010
Riza Sativani Hayati
Sumber : Kunjungan Widyasatwaloka LIPI
               http://www.biologi.lipi.go.id/
               http://ibis.biologi.lipi.go.id/